DI Antara Tanda-tanda Kematian
Hati, ialah “tidak adanya” RASA SEDIH, apabila seorang Hamba telah
KEHILANGAN Kesempatan untuk melakukan taat kepada Allah, dan Tidak Juga
MENYESAL atas perbuatan (Kelalaian dan Kemaksiatan) yang telah dia
lakukan…
Hati Adalah tempat bertahtanya
keimanan kita, tempat pahala dan Dosa bertaruh kalau kata Bimbo…karena
itu, hati adalah Fondasi untuk menjaga benteng keimanan kita agar
senantiasa kokoh, berdiri tegak menghadapai segala ujian, melawan
segala macam godaan dunia dan Setan yang Dilaknat. Oleh karena itulah
mengapa Keadaan hati seorang mukmin sangat penting untuk diperhatikan,
karena Kondisi hati yang berubah-ubah akan menjadikan keimanan menjadi
turun naik, dalam hal ini rasulullah SAW bersabda, “Dinamakan hati
karena ia (selalu) berbolak-balik. Perumpamaan hati itu bagaikan bulu
yang ada di pucuk pohon yang diombang-ambingkan oleh angin.” (HR. Ahmad)
Keadaan Fisik atau jasmanai Kita
penting untuk diperhatikan juga, namun tidak lantas kita melupakan
kondisi hati , memperbaiki dan menjaganya juga, karena kondisi hati
inilah yang jauh lebih penting. mengapa ? karena hati kita-lah yang
senantiasa dilihat oleh Allah, “Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak memperhatikan bentuk-bentuk luar kamu. Yang Allah perhatikan adalah hati kamu.” (hadits)
Oleh karena itu, menjaga dan menata
hati, hendaklah menjadi prioritas penting dalam hidup ini, karena jika
Hati itu ibarat sebuah besi, dia akan berkarat apabila lama tak diasah
atau atau dibiarkan saja. Hati ibarat tumbuhan yang senantiasa harus
selalu dirawat dan disirami agar tetap tumbuh, dan jika dibiarkan ia
akan layu dan mati. Sedangkan manusia yang diberikan Hati OlehNYA akan
terus dikelilingi oleh musuh dalam melakukan perjalanan sementaranya
didunia. Nafsu amarah yang selalu membawa kepada kehancuran, begitu juga
dengan nafsu syahwat dan syetan selalu mengiringinya dan selalu siap
sedia menggodanya disetiap kesempatan. Untuk Itulah manusia yang ingin
tetap hati nya terjaga, senantiasa Berdzikir (mengingat Allah) untuk
membentengi hatinya tersebut.
Mengapa berdzikir ? Dzikrullah atau
memperbanyak mengingat Allah, adalah ibadah agung yang bisa dilakukan
dimanapun, dalam keadaan apapun. Karena, kadangkala kegelisahan masih
juga dirasakan, walaupun kita setelah sholat, tadarus, atau sholat
malam, walaupun juga setelah itu kita berdzikir. sebetulnya dzikir,
mengingat Allah itu tidak hanya terbatas dilakukan sehabis sholat
sebagaimana yang biasa umumnya dilakukan. Kemudian selepas sholat kita
lupa dengan Allah yang maha perkasa dalam membolak-balikkan hati. Lupa
dengan perintahnya kemudian terjerumus kedalam lembah larangannya.
ibadah wajib seperti sholat dan puasa, ada tempat dan waktu
larangan-laranagn tertentu, sedangkan berdzikir tidak dibatasi oleh
tempat dan waktu tertentu. Dzikir senantiasa mengingat Allah dalam
situasi apapun. Susah dan senang selalu menyertakan Allah di dalamnya,
dan tentunya berdzikir dengan menyertakan hati kita, bukan hanya di
lisan.
Sesungguhnya kita termasuk yang beruntung ketika menjaga hati kita dari “kematian hati”, “Dan banyak-banyaklah mengingat Allah supaya kamu memperoleh keberuntungan.” (Al Anfaal:45). Dalam ayat yang lain Allah berfirman, “Dan laki-laki dan wanita yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al Ahzab:35).
Dzikir adalah kehidupan bagi hati dan kelapangan dada. Dengan mengingatNYA, cukuplah Allah sebagai tempat kita mengadu dikala Sulit dan tempat berbagi saat kita Senang. Seberat apapun beban yang dipikul akan terasa ringan jika senantiasa mengingat Allah. Karena harus diyakini bahwa Allah SWT tidaklah memberikan cobaan yang berada diluar kemampuan hambanya. Dengan membiasakan hati berzikir kepada Allah akan membuat hati ini merasa aman dari segala bentuk kegelisahan dan kejahatan makhlukNya, dan tentu saja menjadikan hati kita sebagai raja yang mengendalikan akal pikiran kita, agar mampu berpikir dan bertindak dengan menyertakan hati. dalam keadaan, duduk, berdiri atau berbaring sekalipun, Mengingat Allah tetap bisa dilakukan, “Bila seorang Mukmin “pergi” ke Pembaringan dengan MENGINGAT ALLAH, sungguh…Tempat Tidurnya menjadi “Masjid Allah“. (Hasan Bashri)
Dzikir adalah kehidupan bagi hati dan kelapangan dada. Dengan mengingatNYA, cukuplah Allah sebagai tempat kita mengadu dikala Sulit dan tempat berbagi saat kita Senang. Seberat apapun beban yang dipikul akan terasa ringan jika senantiasa mengingat Allah. Karena harus diyakini bahwa Allah SWT tidaklah memberikan cobaan yang berada diluar kemampuan hambanya. Dengan membiasakan hati berzikir kepada Allah akan membuat hati ini merasa aman dari segala bentuk kegelisahan dan kejahatan makhlukNya, dan tentu saja menjadikan hati kita sebagai raja yang mengendalikan akal pikiran kita, agar mampu berpikir dan bertindak dengan menyertakan hati. dalam keadaan, duduk, berdiri atau berbaring sekalipun, Mengingat Allah tetap bisa dilakukan, “Bila seorang Mukmin “pergi” ke Pembaringan dengan MENGINGAT ALLAH, sungguh…Tempat Tidurnya menjadi “Masjid Allah“. (Hasan Bashri)
Jika kita terus mengingatNya maka
hati kita akan diliputi oleh perasaan tenang karena segala yang terjadi
merupakan Kehendak Allah SWT atas hambanya sedangkan kewajiban kita
hanyalah menjalani segala kehendak yang Allah berikan dengan
sebaik-baiknya. Ingatlah selalu akan firman Allah yang artinya, “(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenang.(Ar Ra’du:28)
Mudah-mudahan dengan catatan ini,
akan selalu mengingatkan saya untuk selalu menjaga hati, dikala keimanan
turun naik, disaat berupaya untuk tetap mampu istiqomah, karena banyak
sekali ditemukan catatan tentang hati, tapi sebanyak apapun teori yang
diperoleh, tanpa ada langkah konkret dan perbuatan nyata memperbanyak
mengingat Allah, maka Ilmu tersebut hanya akan kita pikul tanpa membawa
manfaat bagi diri…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar